PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Karya ilmiah merupakan hasil tulisan yang
menuruti suatu aturan tertentu. Aturan tersebut biasanya merupakan suatu
persyaratan tata tulis yang telah dibakukan oleh masyarakat akademik. Secara
umum, proses penulisan karya ilmiah dilakukan dalam tiga tahapan, yaitu : tahap
prapenulisan, tahap penulisan, dan tahap perbaikan.
Sebagai hasil penelitian atau kegiatan ilmiah setiap karangan ilmiah
mengandung komponen adanya masalah yang menjadi topik karangan ilmiah itu.
Adanya tujuan penelitian, metode penelitian, teori yang dianut, objek
penelitian, instrumen yang digunakan, dan adanya hasil penelitian yang
diperoleh. Setelah kaidah ditemukan dan dirumuskan, kegiatan penelitian harus
diwujudkan dalam bentuk laporan. Hal ini dimaksudkan karena sasaran akhir
penelitian adalah mengkomunikasikan hasil penelitian pada khalayak terkait.
Oleh karena itu, menulis laporan merupakan tahap akhir yang penting dalam
penelitian, karena menulis laporan merupakan proses komunikasi yang membutuhkan
adanya pengertian yang sama antara penulis dan pembaca.
Jadi, dapat disimpulkan belajar menulis karya ilmiah itu sangat penting.
Supaya di setiap proses dan tahapannya sesuai dengan aturan yang berlaku.
Selain itu, pentingnya belajar menulis karya ilmiah juga dapat memperjelas
sasaran atau tujuan dilaksanakannya penelitian sehingga dalam pembahasannya
dapat disampaikan secara tepat dan mudah dipahami oleh pembaca. Sehingga kami
membuat makalah penulisan karya ilmiah ini sebagai bahan pembelajaran.
B.
Rumusan Masalah
Masalah yang diangkat dalam makalah ini terlalu luas
jika diteliti secara meyeluruh. Maka dari itu agar masalah tidak melebar
kemana-mana penulis hanya mencantumkan beberapa masalah yang akan dibahas
diantaranya yaitu :
1.
Apa yang dimaksud dengan karya
ilmiah ?
2.
Apa ciri dari suatu karya ilmiah ?
3.
Apa saja jenis suatu karya ilmiah
?
4.
Bagaimana langkah-langkah
penulisan karya ilmiah ?
5.
Bagaimana sistematika atau
kerangka penulisan karya ilmiah ?
6.
Bagaimana tata cara penulisan
karya ilmiah ?
C.
Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini untuk mengetahui pengertian dari suatu karya ilmiah, ciri
dari suatu karya ilmiah, jenis suatu karya ilmiah, mengetahui bagaimana tehnik
penyusunan karya imiah, bagaimana sistematika atau kerangka suatu karya imiah,
serta untuk mengetahui bagaimana penulisan kutipan, bagaimana penulisan catatan
kaki atau footnotes , bagaimana penulisan daftar pustaka dalam suatu karya
ilmiah dan dapat mengetahui manfaat dari suatu penyusunan karya ilmiah tersebut
.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat
penulisan ini supaya pembaca makalah ini dapat bertambah wawasan. Diantaranya
adalah sebagai berikut:
1. Menambah
etos ilmiah di kalangan mahasiswa sehingga tidak hanya menjadi konsumen Ilmu
Pengetahuan tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya
tulis dalam bidang Ilmu Pengetahuan terutama setelah penyelesaian studinya.
2. Melatih
berpikir tertib dan teratur karena menulis ilmiah harus mengikuti tata cara
penulisan yang sudah ditentukan prosedur tertentu, metode dan teknik/aturan/kaidah
standart, disajikan tertatur, runtun dan tertib.
3. Sebagai
Tuntutan akadenik bagi para akademis yang ingin berpetualang terus dalam dunia
pengetahuan dan pendidikan. Dengan hasil karya tulis,penulis dilatih secara
khusus untuk terbiasa menulis atau mengolah sesuatu yang menjadi objek tulisan
ilmiah anda sehingga dapat mempermudah anda manakala melanjutkan studi-studi
ilmiah dan untuk mencapai gelar-gelar ilmiah lainnya.
E.
Metode Penelitian
Dalam penulisan karya ilmiah ini,untuk
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan,kami mempergunakan metode studi
pustaka.Metode studi pustaka atau literatur ini dilakukan dengan cara
mendapatkan data atau informasi tertulis yang bersumber dari
buku-buku,koran,dan berbagai sumber artikel di internet yang menurut kami dapat
mendukung penelitian ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Kajian Teoritis
Ditulis oleh Satjipto Rahardjo dalam artikel ini menjelaskan buku yang ditulis
oleh Sdr.Gunawan Wiradi ini menambah informasi dan wawasan bagi kita tentang
seluk-beluk penulisan karya ilmiah yang sangat bermanfaat bagi komunitas
akademik.Kelebihan dari tulisan ini adalah fokusnya kepada masalah etika,yaitu
etika penulisan karya ilmiah.Etika penulisan adalah lebih dari pada masalah
teknis penulisan itu sendiri. Ia sudah bicara tentang apa yang seharusnya
dilakukan dan yang tidak. Seseorang secara teknis,boleh telah menulis dengan
cara yang benar, melainkan tetap ada resiko melanggar etika penulisan
ilmiah.Etika lebih menyentuh hati,melalui praktek menulis secara terus-menerus,
kualitas sebuah karya ilmiah dapat ditingkatkan.
Ditulis oleh: Prof. Dr. Imam Suyitno, Mpd dalam artikel ini Bapak Imam menjelaskan
mengenai berbagi hal tentang karya ilmiah yaitu seperti:
Yang pertama, yaitu situasi menulis
karya ilmiah, Tahap-tahap penulisan karya ilmiah yang terdiri dari
tahap pemilihan topik atau pokok bahasan, tahapan pengumpulan informasi dan
bahan,tahap evaluasi informasi dan bahan,tahap pengelolaan pokok-pokok
pikiran,tahap penulisan dan yang terakhir tahap penyuntingan.
Yang kedua, yaitu keterampilan yang
diperlukan dalam menulis ilmiah yaitu keterampilan bahasa, keterampilan
penyajian, keterampilan perwajahan.
Yang ketiga, yaitu hal yang penting
dalam penulisan ilmiah. Ciri tulisan ilmiah yaitu : empiris, Informasi yang disampaikan
bersifat faktual yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan, kajian pustaka, penelitian,
sistematis, adanya keteraturan, keterkaitan dan ketergantungan antar bagian.
Finoza dan Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan
karangan menurut bobot isinya atas 3 jenis, yaitu (1) karangan Ilmiah, (2)
karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan (3) karangan non ilmiah. Yang
tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong karangan
semi ilmiah antara lain adalah artikel,
editorial, opini, feature,
reportase; yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain anekdot ,dongeng, hikayat, cerpen, novel, roman, dan naskah drama.
Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karektiristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku; sedangkan karangan semi ilmiah berada diantarakeduanya. Sementara itu, Yamilah dan Samsoerizal (1994 : 90) memaparkan bahwa ragam karya ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut pengelompokan itu , dikenal ragam karya ilmiah seperti : makalah, skripsi, tesis, dan disertasi .
Ketiga jenis karangan tersebut memiliki karektiristik yang berbeda. Karangan ilmiah memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan penggunaan bahasa. Sedangkan karangan non ilmiah adalah karangan yang tidak terikat pada karangan baku; sedangkan karangan semi ilmiah berada diantarakeduanya. Sementara itu, Yamilah dan Samsoerizal (1994 : 90) memaparkan bahwa ragam karya ilmiah terdiri atas beberapa jenis berdasarkan fungsinya. Menurut pengelompokan itu , dikenal ragam karya ilmiah seperti : makalah, skripsi, tesis, dan disertasi .
B.
PEMBAHASAN
1.
Defenisi Karya
Ilmiah
Karya
ilmiah adalah karya yang disusun berdasarkan satu hasil penelitian dan dapat
dipertanggung jawabkan keilmiahannya, bukan hasil rekaan atau pemikiran
seseorang tanpa adanya penelitian. Karya non-ilmiah adalah karya yang belum
memenuhi persyaratan-persyaratan ilmiah. Perbedaan antara karya ilmiah dan
non-ilmiah lebih didasarkan pada pertanggungjawaban ilmiahnya. Sebagai karya
hasil penelitian maka di dalam karya ilmiah harus ada beberapa komponen yaitu :
1.1
Masalah
Penelitian
1.2
Tujuan
Penelitian
1.3
Metode
Penelitian
1.4
Kajian
Teori
1.5
Objek
Penelitian, Data dan Variabel Penelitian
1.6
Hasil
Penelitian
Supaya para pembaca dapat
lebih memahami keenam komponen di atas, maka disini akan dijelaskan secara
singkat tentang keenam komponen tersebut.
1.1
Masalah Penelitian
Berkaitan
dengan masalah penelitian, yang dibahas mencakup: hakikat masalah, cara mencari
masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, dan rumusan masalah. Sebelum
kita melakukan suatu penelitian, pastilah kita harus menentukan masalah yang
akan diteliti. Masalah dapat dipahami atau diartikan sebagai adanya keadaan,
kejadian, atau peristiwa yang perlu untuk dipecahkan. Masalah biasanya timbul
karena adanya kesenjangan antara yang satu dengan yang lain. Misalnya, antara
apa yang seharusnya ada dan apa yang ada dalam kenyataan, mengenai teknologi
dan pengetahuan ataupun sesuatu yang lain yang dapat menimbulkan suatu
pertanyaan. Maka penelitian diharapkan dapat memecahkan masalah tersebut atau
memperkecil kesenjangan yang terjadi.
Kita dapat
menemukan suatu masalah dengan cara proaktif mencari dari berbagai sumber
bacaan seperti karya ilmiah lain atau jurnal ilmiah, dari pertemuan-pertemuan
ilmiah, pernyataan pemegang otoritas, pengamatan sepintas, dan sebagainya. Seandainya
kita telah menemukan masalah yang akan diteliti, maka pertama-tama kita harus
menjelaskan mengapa masalah tersebut layak untuk diteliti, dilihat dari segi
ilmiah dan segi kegunaan hasil peneliti tersebut.
Selanjutnya,
jika masalah tersebut kita teliti maka kita akan menemukan sejumlah masalah
yang lebih kecil yang perlu diidentifikasikan dulu. Kemudian dari
masalah-masalah yang telah kita identifikasi, kita memilih sebuah masalah yang
dianggap paling tepat untuk diteliti sebagai fokus dalam penelitian tersebut.
Kita harus membatasi masalah yang kita teliti agar penelitian yang kita lakukan
bisa lebih mendalam. Oleh karena itu, masalah yang akan kita teliti haruslah
dirumuskan dulu dengan baik.
1.2
Tujuan Penelitian
Setiap
penelitian tentu mempunyai suatu tujuan. Supaya penelitian tersebut dapat
terarah sesuai dengan masalahnya, maka tujuan penelitian itu harus sejalan
dengan rumusan masalahnya. Di sini perlu
disinggung, bahwa judul penelitian sebaiknya sejalan dengan rumusan masalah dan
tujuan penelitian agar mempermudah para pembaca dalam memahaminya.
1.3
Metode Penelitian
Metode
penelitian dapat diartikan sebagai jalan atau cara untuk memecahkan masalah.
Metode penelitian dibagi menjadi dua yaitu penelitian kuantitatif dan
penelitian kualitatif, maka ada dua cara untuk melakukan metode penelitian.
Metode
kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis dengan bantuan analisis
statistik, dan untuk membuat generalisasi dari sampel yang diangkat dari
populasi. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menjelaskan data-data
yang ditemukan dari sebuah objek penelitian. Kalau penelitian kuantitatif
bertujuan untuk menguji hipotesis, maka penelitian kualitatif bertujuan
menemukan atau menyusun “teori-teori” baru dari data-data penelitian yang
digunakan.
Selain
penelitian kuantitatif dan kualitatif, ada satu lagi penelitian yang disebut
dengan action research. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa
siklus, biasanya digunakan untuk meningkatkan hasil belajar atau hasil suatu
produk. Setiap siklus akan menghasilkan satu hipotesis yang akan digunakan
untuk siklus selanjutnya. Kekurangan pada siklus pertama akan diperbaiki oleh
siklus selanjutnya, begitu seterusnya sampai siklus yang terakhir dan
didapatkan hasil yang dianggap memuaskan.
1.4
Kajian Teori
Setelah masalah
penelitian dirumuskan dan tujuan penelitian ditetapkan, maka harus dilanjutkan
dengan kajian teori yang relevan dengan masalah dan tujuan penelitian. Kajian
teori dapat diambil dari berbagai sumber, dari buku, jurnal, atau karangan
ilmiah yang ada. Penelitian yang bersifat kuantitatif harus benar-benar
mengkaji teori-teori yang ada lalu merumuskan konsep pikiran dari teori-teori
tersebut, serta merumuskan hipotesis yang akan diuji berdasarkan data yang akan
dikumpulkan. Sedangkan dalam penelitian yang
bersifat kualitatif kajian teori dikumpulkan sedikit demi sedikit. Data yang
baru terkumpul langsung dianalisis, dijelaskan berdasarkan kerangka pikir yang
telah ditetapkan.
1.5
Objek Penelitian, Data dan Variabel Penelitian
Dalam
penelitian kuantitatif objek penelitiannya disebut populasi, tetapi tidak
seluruh populasi yang diteliti, melainkan hanya sampel (percontoh) dari
populasi itu. Namun, hasil penelitian terhadap sampel itu kemudian
digeneralisasikan sebagai hasil dari populasi itu. Sampel biasanya diambil
sekian persen dari populasi, tergantung dari besarnya populasi itu.
Dalam
penelitian kualitatif, besarnya objek yang diteliti tidak berdasarkan pada
sampel, melainkan pada jumlah yang dianggap memadai atau mencukupi, sampai
tujuan yang ingin diketahui dianggap telah tercapai.
Dalam
penelitian kuantitatif berupa angka-angka nilai, kemudian akan dianalisis
dengan bantuan statistik. Sedangkan penelitian kualitatif berupa hal, keadaa,
kejadian, dan sebagainya.
Perlu
dijelaskan bahwa objek penelitian tidak sama dengan data penelitian. Dalam
penelitian kuantitatif ada istilah variabel penelitian. Yang dimaksud dengan
variabel penelitian itu adalah sama hal dengan yang diteliti. Umpamanya, kalau
judulnya adalah korelasi, antara kemampuan membaca dengan kemampuan menulis,
maka variabelnya adalah kemampuan membaca dan menulis. Salah satu diantaranya
dijadikan variabel bebas dan yang lain dijadikan variabel terikat.
1.6
Hasil Penelitian
Dalam
penelitian kuantitatif, hasil penelitiannya berupa hasil perhitungan statistik
terhadap variabel-variabel yang diteliti, lalu hasil perhitungan statistik ini
dijadikan dasar untuk menguji hipotesis yang diajukan.
Dalam
penelitian kualitatif, hasil penelitiannya berupa penjelasan terhadap data-data
yang ditemukan. Berdasarkan hasil penelitian itu, kemudian ditarik suatu
kesimpulan dan berdasarkan kesimpulan, ditarik saran-saran untuk penelitian
lebih lanjut.
2.
Ciri Karya Ilmiah
Ciri-ciri suatu karya ilmiah antara lain
sebagai berikut:
2.1
Mengungkapkan masalah
dan pemecahnya secara
ilmiah
Ilmu sering disebut
pula pengetahuan ilmiah,
yaitu pengetahuan yang
disajikan secara sistematis.
Karya ilmiah harus
berisi pengetahuan yang
dikemukakan secara sistematis. Kesistematisan sebuah
karya ilmiahdilandasi oleh
penggunaan pola pikir logis
(cendekia) dan fakta
atau evidensi yang
terpercaya, serta analisis
yang objektif.
2.2
Pengungkapan pendapat didukung
oleh fakta
Suatu karya ilmiah hams didukung oleh fakta atau data yang
cukup dan terpercaya. Suatu pendapat yang tidak didukung oleh fakta akan
memunculkan analisis masalah yang subjektif.
2.3
Bersifat tepat, lengkap, dan benar
Sebelum menulis karya ilmiah, seseorang harus meneliti
tepat atau tidaknya masalah yang akan dikemukakan, baik dari segi
permasalahannya, bidang ilmiahnya, maupin audiennya. Permasalahan harus secara
lengkap sehingga membentuk suatu tulisan yang utuh. Permasalahan yang
diungkapkan dalam karya ilmiah harus dapat diuji kebenarannya. Yang dimaksud
kebenaran di sini adalah kebenaran ilmiah, yaitu kebenaran yang bersifat
relatif.
2.4
Pengembangannya secara sistematis
dan logis
Suatu karya ilmiah ditulis dengan landasan metode ilmiah.
Penulisan karya ilmiah harus direncanakan secara sungguh-sungguh dan teliti. Bagian-bagian
karya ilmiah disusun secara runtun, sistematis dan logis sehingga tulisan yang
dihasilkannya membentuk satu kesatuan
(kohesif) dan kepaduan (koheren).
2.5
Bersifat tidak memihak dan tidak
emosional
Aspek yang harus dipertimbangkan dalam penulisan karya
ilmiah adalah pikiran dan pengertian yang dikemukakan secara sistematis, logis,
dan objektif. Aspek pribadi (personal) dan emosi sedapat mungkin diminimalkan,
kalau memungkinkan dihindari. Apabila seseorang penulis dengan tujuan untuk
kepentingan pribadi, untuk kepentingan propaganda, mengungkapkan prasangka dan
emosi, walaupun hal itu memiliki fakta, hasilnya menjadi tulisan yang tidak
ilmiah lagi. Tulisan seperti ini akan lebih bersifat subjektif dan emosional.
2.6
Ragam bahasa yang digunakan
Umumnya bersifat baku, teratur dan berpola. Bahasa yang
digunakan ialah bahasa yang lazim digunakan dibidang pendidikan. Dalam karangan
ilmiah misalnya, penulis sering menghindari pemakaian kata aku dan saya.
Sebagai penggantinya dipakai kami, penulis ini atau untuk penyebutan pengganti
pengarang itu sama sekali ditinggalkan, sehingga kalimat disusun dengan awalan
–di. Untaian kaliamat lebih tersusun dan baku, lebih berwibawa dan bergengsi.
2.6.1
Ciri-ciri bahasa baku yaitu :
2.6.1.1
Ada didalam KBBI
2.6.1.2
Bersifat formal
2.6.1.3
Penggunaannya tidak rancu
2.6.1.4
Tidak bersifat kedaerahan
3.
Jenis Karya Ilmiah
Finoza dalam Alamsyah (2008 : 98) mengklasifikasikan karangan menurut bobot
isinya atas 3 jenis, yaitu :
3.1
karangan Ilmiah,
3.2
karangan semi ilmiah atau ilmiah populer, dan
3.3
karangan non ilmiah.
Yang
tergolong ke dalam karangan ilmiah antara lain makalah, laporan, skripsi, tesis, disertasi; yang tergolong
karangan semi ilmiah antara lain adalah artikel,
editorial, opini, feature,
reportase; yang tergolong dalam karangan non ilmiah antara lain anekdot, dongeng, hikayat, cerpen, novel ,roman,
dan, naskah drama. Ketiga jenis karangan tersebut memiliki
karektiristik yang berbeda.
4.
Langkah-langkah
dalam Penulisan Karya Ilmiah
Langkah-langkah dalam penulisan karya ilmiah yaitu :
4.1
Menentukan tema atau topik karya tulis.
4.2
Membatasi topik karya tulis.
4.3
Menentukan masalah dan tujuan penelitian.
4.4
Mendaftar gagasan atau hal-hal yang akan
dikembangkan dalam karya tulis berdasarkan tema atau topik yang harus dipilih
4.5
Menyusun kerangka karya tulis.
5.
Sistematik
Penulisan Karya Ilmiah
Hasil penelitian yang
dilaporkan dalam bentuk tulisan merupakan karya ilmiah. Oleh karena itu,
penulisnya harus menuruti suatu aturan kerangka penulisan tertentu. Aturan
penulisan tersebut dapat berbeda-beda tergantung pada lembaga yang
bersangkutan. Secara umum, kerangka penulisan karya ilmiah dapat dibagi dalam
tiga bagian, yaitu: pendahuluan, isi, dan penutup.
5.1
Bagian
Pendahuluan
Bagian ini biasanya berisi : halaman
judul, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
gambar dan grafik.
5.1.1
Halaman
Judul
Judul ditulis untuk
mengetahui garis besar isi laporannya. Judul ditulis dengan huruf kapital,
biasanya di tengah halaman agak ke atas. Tetapi ada juga variasi lain.
5.1.2
Halaman
Pengesahan
Berisi persetujuan dari pembimbing
atau lembaga yang bersangkutan.
5.1.3
Kata
Pengantar
Menguraikan dengan singkat
alasan dan tujuan penyusunan laporan penelitian, dan ucapan terima kasih kepada
pembimbing dan pihak yang telah membantu pelaksanaan penelitian.
5.1.4
Halaman
Abstrak
Berisi masalah pokok pada
skripsi atau disertasi. Pada makalah, tidak memerlukan halaman ini.
5.1.5
Daftar
Isi
Untuk memberikan gambaran
menyeluruh tentang isi pokok laporan, sehingga harus mencantumkan dengan jelas
urutan bab dan sub-bab, serta seluruh lampiran yang ada dengan nomor halaman
masing-masing.
5.1.6
Daftar
Tabel, Gambar, dan Grafik
Jika menggunakan lampiran
tabel, gambar, dan grafik untuk menunjang isi laporan, maka harus mencantumkan
nomor urut dan halaman dengan jelas.
5.2
Bagian Isi
Secara umum, bagian isi terdiri dari:
5.2.1
BAB
Pendahuluan
Memaparkan: latar
belakang dan perumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, hipotesis,
penjelasan, dan metode penelitian.
5.2.2
BAB
Landasan teori
Berisi: uraian teoritis
yang berhubungan dengan masalah penelitian dan konsep yang mendasari perumusan
hipotesis.
5.2.3
BAB
Hasil penelitian
Menguraikan: pengolahan dan
analisis data, serta penafsiran hasil analisis data.
5.2.4
BAB
Kesimpulan dan Saran
Menguraikan keseluruhan
hasil penelitian. Mengulas hasil penafsiran yang dirujukkan kepada landasan
teori yang digunakan kemudian dikemukakan beberapa saran.
5.3
Bagian Penutup
Pada umumnya terdiri dari:
5.3.1
Daftar Kepustakaan
Daftar ini
harus secara lengkap dan sistematis mencantumkan seluruh buku sumber yang
digunakan dalam penulisan laporan.
5.3.2
Lampiran
Berisi seluruh materi yang
disertai daftar pertanyaan, perhitungan statistik, tabel, dan lain-lain.
6.
Tata
Cara Penulisan Karya Ilmiah
Tata Cara Penulisan Ilmiah terdiri dari:
penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka.
6.1
Kutipan
Kutipan merupakan penulisan kembali
pendapat atau hasil karya tulis orang lain,baik langsung maupun tidak
langsung. Pada umumnya kutipan dibedakan menjadi dua,yaitu: Kutipan
langsung dan kutipan tidak langsung.
6.1.1
Kutipan Langsung
Kutipan langsung ditulis
persis dengan aslinya(baik kata,ejaan,maupun tanda bacanya).Kutipan seperti ini
biasanya digunakan untuk mengutip: rumus, peraturan hukum, surat keputusan,
peribahasa, definisi, dan lain-lain. Secara umum kutipan langsung
dibedakan menjadi dua:kutipan langsung panjang dan kutipan langsung
pendek. Kutipan langsung panjang,ditulis lebih dari tiga
baris, ditulis sendiri dalam alinea baru dengan perubahan
spasi. Baris pertama kutipan dituluskan pada ketukan kedelapan dari margin
kiri, baris berikutnya dimulai pada ketukan ke-lima.
Kutipan langsung pendek
tidak lebih dari tiga
baris,dituliskan langsung dalam kalimat penulis diantara tanda petik(“…”) dan
tanpa perubahan spasi.
6.1.2
Kutipan Tak Langsung
Kutipan tak langsung ini
merupakan uraian penulis dengan kata-kata sendiri berdasarkan pendapat atau
hasil karya penulis lain. Tetapi pendapat pribadi tidak boleh dikemukakan
didalamnya. Penulisannya tanpa tanda petik dan spasi.Sumber asal kutipan dapat dituliskan langsung dengan
mencantumkan nama penulis,tahun terbit,dan halaman buku.
6.2
Catatan Kaki
Yang dimaksud dengan
catatan kaki adalah keterangan-keterangan atas teks karangan yang ditempatkan
pada kaki halaman tulisan yang bersangkutan. Catatan kaki sebetulnya bukan
untuk mengetahui sumber kutipan, tetapi untuk memberi penjelasan mengenai
sesuatu yang berada diluar pokok pembicaraan, yang perlu diketahui untuk
memahami pokok pembicaraan lebih jauh. Sumber catatan kaki dapat berasal dari: buku,
majalah, jurnal, makalah, surat kabar maupun pernyataan langsung. Cara
penulisanya dengan mencantumkan nama pengarang, judul tulisan, kota dan nama
penerbit, tahun terbit serta halaman kutipan. Penulisan sumber kutipan
yang muncul berulang kali dapat disingkat dengan beberapa istilah, seperti:
ibid., op.cit., dan loc.cit.
6.3
Daftar Pustaka
Daftar pustaka berisi
semua sumber bacaan yang digunakan dalam penulisan. Komponen yang harus ada
dalam daftar pustaka adalah nama pengarang, tahun terbit, judul buku, kota
penerbit, nama penerbit.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan cara penulisan karya
ilmiah yang baik sudah ditentukan, yaitu sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan
tata tulis yang disepakati oleh masyarakat akademik. Adapun yang masuk kedalam
penelitian meliputi masalah penelitian, tujuan, metode, kajian teori, objek
data variabel dan hasil penelitian. Kemudian cara - cara penulisan karya ilmiah
yang baik adalah:
1.
Objektif
2.
Pola
berfikir deduktif – induktif
3.
Sistematika
Tata cara penulisan karya ilmiah
mencakup : penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka.
Adapun bentuk – bentuk karya ilmiah
meliputi :
1.
Karya
tulis
2.
Makalah
3.
Skripsi
4.
Tesis
5.
Disertasi
6.
Laporan
hasil penelitian
B. Saran
Kami membuat makalah ini untuk
pembelajaran bersama. Kami mengambil dari berbagai sumber, jadi apabila pembaca
menemukan kesalahan dan kekurangan, maka kami sarankan untuk mencari referensi
yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada kekurangan dapat membaca buku yang
menjadi referensi secara lengkap.
Daftar Pustaka
http:
//dentosca.wordpress.com/2011/09/27/tahapan-dalam-menulis-karya-tulis-ilmiah/
Nasution, S. dan Thomas, M. 2004. Buku Penuntun Membuat
Tesis,skripsi,disertasi,makalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Suprayetno, Edy, dkk. 2013. Bahasa Indonesia dan Penulisan Karya Ilmiah.
Bahan
Ajar. Medan: _
Tim Penyusun. Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah. Fisipol Universitas
Mulawarman. www.pin.or.id.
(diakses 1 Desember 2013).
Suki, Asril H,
dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik.
Bahan Ajar. Medan: _
Tidak ada komentar:
Posting Komentar